Selasa, 27 November 2007

Siapakah Manusia Baru Dalam Kristus?

Menjadi manusia baru adalah proses kerja wilayah batin. Menjadi manusia baru itu bukan operasi wilayah fisik. Walaupun nanti setelah seseorang diubahkan menjadi baru dalam wilayah batinnya, bisa akan memunculkan bukti-bukti perubahan penampilan secara fisik. Metodelogi menjadikan manusia baru dalam Kristus dimulai dari dalam, bukan dari luar. Ini dimulai dengan mendiagnosa "penyakit" manusia lama dari dalam, dengan kemauan untuk menanggalkan jubah manusia lama (Efesus 4:22). Jubah manusia lama itu yang dulu "dijahit" dengan benang-benang hawa nafsu, dusta, kepahitan, fitnah dll. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia lama itu adalah manusia tanpa integritas.

Jadi siapakah manusia baru dalam Kristus itu?

Manusia baru dalam Kristus itu adalah manusia yang telah mengalami pencerahan spiritualitas yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Bukan manusia lama yang masih terikat ritual-ritual agamawi sebagai pusat spiritualitasnya, atau manusia lama yang terikat dengan keinginan-keinginan daging (Galatia 5:19), tapi manusia baru yang telah dan terus belajar mengenal Kristus (Efesus 4:20). Pengenalan akan Kristus itu bukan berbasis kognitif yang semata-mata intelektual tapi pengenalan yang berbasis keintiman (intimacy),kontemplatif, dan aplikatif. Pusat spiritualitasnya adalah Kristus sebagai Guru Agung Karakter, Tuhan dan Juruselamat Pribadi.

Manusia baru itu ibarat cabang baru yang melekat kepada pohon anggur yang tidak hanya subur tapi juga benar. Selama cabang itu melekat kepada pohon anggur yang subur dan benar itu maka akan menghasilkan buah-buah yang lebat dan sehat.
Dalam bahasa Inggris phrasa "dalam Kristus" adalah "union with Christ" yang artinya kesatuan dengan Kristus. Makna teologisnya adalah di dalam Kristus semua berkat keselamatan Kristus menjadi milik kita. Kristus didalam manusia baru itu akan menunjukkan sifat-sifat, karakter-karakter seperti Kristus , misalnya buah-buah Roh dalam Galatia 5:22 dan karakteristik dari kasih Agape dalam 1 Korintus 13. Perubahan sifat dan karakter itu terjadi secara kontinyu dalam dimensi roh dan pikiran. Dalam wilayah roh dan pikiran itulah manusia baru itu telah dan terus dibaharui dalam Kristus ( Efesus 4:23; Roma 12:1-2).

Menjadi seperti Kristus adalah adalah pergumulan jatuh bangun seumur hidup dari seorang manusia baru. Musuh-musuhnya tidak selalu Iblis, orang lain, melainkan diri sendiri dengan segala keinginannya. Analisa masalah selalu dimulai dari dalam diri baru ke luar.

Menjalani hidup untuk Kristus adalah tujuan hidup seorang manusia baru ( 2 Korintus 5:15). Hidup adalah Kristus mati adalah untung, kata Rasul Paulus. Bahkan salah satu tujuan hidup seorang manusia baru adalah mengembangkan karakternya menjadi seperti Kristus. Kesulitan, kegagalan dan tantangan dalam kehidupan dianggap sebagai proses pembelajaran sebagai murid Kristus.

Ukuran seorang manusia baru bukan ukuran lahiriah tapi batiniah ( 2 Korintus 5:12). Begitu juga paradigma manusia baru adalah paradigma batiniah. Kacamata rohaninya lebih tertuju kepada apa yang tidak kelihatan bukan yang kelihatan, yang fana itu.

Orientasi manusia baru ke depan adalah kekekalan. Kekekalan yang bukan dimulai setelah matinya tubuh tapi kekekalan yang dimulai saat Kristus lahir di hati, kekekalan yang dirasa sejak kini bukan kelak semata ( Yohanes 3: 15-36).


Menjadi orang Kristen itu bisa karena kelahiran, pernikahan, ekonomi, politik, namun menjadi ciptaan baru dalam Kristus adalah panggilan dan pilihan vertikal dan horisontal, faktor ilahi dan pribadi ( 2 Petrus 1:10).

Sudahkah anda memilih menjadi manusia baru hari ini?

salam
JS

Tidak ada komentar: