Selasa, 30 Desember 2008

BAGAIMANA MEMASUKI TAHUN BARU 2009 DENGAN HATI NURANI YANG BERSIH?

BAGAIMANA MEMASUKI TAHUN BARU 2009 DENGAN HATI NURANI YANG BERSIH?

…memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni, beberapa orang telah menolak hati nurani yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka
( 1Tim 1: 18-19)

Menjelang tahun baru biasanya ada budaya untuk membuat resolusi yaitu menyatakan apa yang ingin diraih di tahun yang baru, target apa yang akan dicapai, perubahan-perubahan apa yang ingin dibuat di tahun yang baru. Ada yang resolusinya membuka toko yang lebih besar, mendapatkan jodoh, melanjutkan pendidikan S-2 atau S-3,kredit rumah, motor atau mobil dll. Namun sebagai manusia baru dalam Kristus yang adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu yang baru sudah datang ( 2 Kor 5 : 17) penting sekali kita mengambil waktu untuk memeriksa kembali setiap kenangan dari suatu hati nurani yang terlanggar dan mengakuinya kepada Allah. Budaya intropeksi di akhir tahun ibarat “spiritual check up” agar iman kita tidak kandas yang diterpa berbagai macam godaan, masalah, kegagalan, di sepanjang tahun yang sebentar lagi berakhir ini.Dengan harapan kita akan memasuki tahun baru dengan lembaran hati yang baru, hati nurani yang bersih dan sehat menurut kehendak Allah.
Perlu kita ketahui bahwa Allah tidak peduli berapa banyak harta yang engkau dapatkan di tahun yang lalu tetapi Allah serius peduli bagaimana engkau mendapatkan semua harta itu. Allah tidak memusingkan kenyamanan kita tapi karakter kita. Salah satu tujuan hidup manusia baru dalam Kristus adalah mengembangkan karakternya menjadi seperti Kristus. Kesuksesan manusia baru dalam Kristus bukanlah diukur dari pengumpulan materi tapi pengembangan sifat, pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Yesus Kristus ( Filipi 2: 5; Galatia 5 : 22).
Mari kita memasuki tahun baru 2009, yang diprediksi beberapa ahli ekonomi akan mengalami krisis ekonomi global yang semakin parah, dengan mengambil waktu untuk memulai dari memeriksa kesehatan hati nurani kita.

Intropeksi hati nurani

A. Adakah keinginan-keinginan di tahun yang lalu (2008) dicapai dengan menghalalkan segala cara? Bukankah paradigma usaha mencapai tujuan dengan jalan pintas, instant, atau pragmatisme begitu mempengaruhi pola pikir manusia di jaman internet ini? Tidak terkecuali orang Kristen yang rajin setiap Minggu datang ke gereja beribadah. Mungkin kita berpikir cara yang kita lakukan sah-sah saja, baik, tidak terlalu merugikan orang lain, tetapi apakah cara yang kita lakukan benar menurut sudut pandang Allah. Baik menurut manusia belum tentu benar menurut Allah. Di sebuah kantor bisa terjadi “korupsi yang legal”, semua staf sampai kepala kantor setuju-setuju saja, baik-baik saja dan dibagi sama rata, semuanya senang dan untung. Tapi apakah itu berkenan di mata Tuhan, mengambil yang bukan haknya, mengambil lebih dari seharusnya?. Hati nurani yang murni dan bersih pasti gelisah. Rasa bersalah yang seperti ini adalah tanda hati nuraninya masih sehat.

B. Apakah waktu ku lebih banyak dipakai untuk pengumpulan materi? Mengabaikan hari-hari ibadah? Mengabaikan saat-saat penting bersama keluarga? Lupa untuk memeluk istri, menggendong anak-anak yang masih kecil? Mengajak dan mengajarkan anak-anak ke gereja dan berdoa?

Materialisme mengajarkan “siapa yang mendapatkan banyak, dia yang menang”. Pandangan hidup materialisme yang tidak pernah berkata cukup ini bisa membuat hati nurani sakit, dingin, dan mati sehingga tidak peka dan buta dengan nilai-nilai kekekalan yang tidak bisa dilhat dengan mata jasmani. Alkitab berkata “ Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung kepada kekayaannya itu (Lukas 12: 15). Memang nyata bahwa “hidup manusia tidaklah tergantung kepada kekayaannya”, bukankah tidak jarang kita baca di suratkabar dan saksikan di tv tidak sedikit orang yang relatif kaya, kualitas hidupnya rendah, kawin dan cerai, selingkuh,terlibat miras dan narkoba, bunuh diri, pedophilia, homoseks dll. Alkitab bukan melarang manusia untuk kaya tapi Allah mau kalau kita kaya dengan cara halal, dan semakin kita kaya harus semakin rohani.

C. Apakah di tahun 2008 aku lebih memikirkan diri sendiri? Mementingkan diri sendiri daripada Tuhan dan sesama? Individualisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap diri sendiri lebih penting dari siapa pun bisa mengakibatkan suara hati nurani tuli, tidak bisa mendengar kepentingan, kebutuhan, kesusahan orang lain. Yang penting ‘”AKU”. Pola pikir individualisme ini bisa mengorbankan kepentingan keluarga, anak-anak, orang lain. “ Cerai saja, tidak peduli anak terlantar, malas masuk kerja tepat waktu,akibatnya orang-orang menunggu lama di ruang tunggu kantor, datang ke gereja hanya ingin dilayani bukan melayani. Mengutip Pastor Rick Warren “Significance in life does not come from serving yourself; it comes from servig God and others”. Ingat prinsip “JOY” Jesus, Others, You.

Mari ambil waktu menjelang detik-detik terakhir tahun 2008 ini untuk intropeksi hati nurani, tidak ada manusia yang sempurna, pintu pengampunan selalu terbuka sepanjang tahun selama Yesus belum datang kembali untuk kedua kali, selama kita kita masih bernafas. Asal kita mau mengakui pelanggaran hati nurani di tahun yang lalu, dosa-dosa tahun lalu di hadapan Allah, Allah akan mengampuni dan menyucikan kita dengan darah Yesus ( 1 Yoh 1 : 9), dan bertobat tidak mengulanginya lagi di tahun yang baru.
Mari meninggalkan tahun yang sebentar lagi akan berakhir ini dengan ambil waktu intropeksi hati nurani, mengakui setiap pelanggaran hati nurani kepada Allah, berjanji tidak mengulanginya lagi di tahun yang baru, 2009.
Bukanlah tidak mungkin, kita akan memasuki tahun baru dengan dengan lembaran baru yang bersih oleh anugerah-Nya yang tidak bersyarat.


MANUSIA BARU DALAM KRISTUS MINISTRY MENGUCAPKAN:

“HAPPY NEW YEAR AND BE A NEW MAN IN CHRIST!”

Salam

JS

Tidak ada komentar: